Tantangan era digital dalam pemberdayaan masyarakat semakin kompleks seiring dengan perubahan pesat dalam teknologi dan pola perilaku masyarakat. Ketergantungan pada platform digital membawa peluang baru untuk mendidik dan memberdayakan masyarakat, tetapi juga menghadirkan risiko seperti informasi palsu dan ketidaksetaraan akses. Dalam sebuah kolaborasi bersejarah, Perkumpulan Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (P2MI) bekerja sama erat dengan Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Mereka menyelenggarakan sebuah acara penting yang mencakup seminar nasional tentang pemberdayaan masyarakat dalam era digital dan pelestarian nilai-nilai kearifan lokal pada 29-31 Agustus 2023. Prodi PMI Fakultas Dakwah UIN Salatiga juga berpartisipasi dalam kegiatan ini yang diwakili oleh Sya’ban Maghfur M.Pd.I dan Ahmad Kharis, M.A (Pengurus Pusat P2MI)
Dalam pidato inspiratifnya, Ketua Umum P2MI, Dr. Abdur Rozaki, M.Si, secara tegas memaparkan tiga aspek kunci dalam perjalanan P2MI ke depan. Langkah pertama yang diambil adalah memperkuat struktur organisasi dan meningkatkan standar mutu akademik di Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Upaya ini dilakukan dengan memberikan penekanan pada kerjasama saling belajar melalui praktek yang berkualitas, yang dikenal dengan sebutan MBKM (Merdeka Belajar Kurikulum Mandiri).
Langkah kedua dalam perjalanan ini adalah mengintensifkan kolaborasi dengan berbagai pihak stakeholder yang memiliki peran penting dalam pengembangan masyarakat. Hal ini mencakup pemerintah, perusahaan, dan organisasi masyarakat sipil. Dalam kerjasama dengan pemerintah, Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) berusaha untuk menjadi mitra yang aktif dalam mendukung kebijakan-kebijakan yang mendukung pemberdayaan masyarakat. Ini termasuk berpartisipasi dalam program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kerjasama dengan perusahaan adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa pendidikan yang diberikan oleh PMI relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Ini berarti Program Studi PMI akan berusaha untuk mengintegrasikan kurikulum dengan praktik kerja yang ada di perusahaan dan berpotensi memberikan kesempatan magang kepada mahasiswa.
Langkah ketiga yang sangat penting dalam evolusi Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) adalah upaya untuk mengembangkan akses dan jaringan alumni di sektor ketenagakerjaan. Dalam mengembangkan akses, PMI akan berfokus pada memastikan bahwa para mahasiswa memiliki akses yang lebih baik ke peluang kerja yang relevan dengan bidang studi mereka. Ini termasuk mengadakan sesi pelatihan dan pembekalan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, serta menyediakan informasi tentang lowongan pekerjaan yang sesuai.
Selain itu, PMI akan berusaha memperluas jaringan alumni di dunia kerja. Ini mencakup menjalin hubungan yang erat dengan alumni yang telah sukses di berbagai sektor industri dan mendorong mereka untuk berperan sebagai mento dan pembimbing bagi mahasiswa yang baru lulus. Hal ini akan membantu mahasiswa dalam memahami realitas dunia kerja dan membangun koneksi yang berharga untuk masa depan.
Dalam pidato kunci, Prof. Dr. Muzakki, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, menyampaikan pandangan penting mengenai dampak era digital pada pemberdayaan masyarakat. Beliau sangat menekankan penggunaan platform digital sebagai sarana untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat, mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimiliki, serta mendorong terciptanya beragam inisiatif yang positif.
Prof. Dr. Muzakki juga menyoroti kompleksitas dinamika masyarakat modern. Beliau menegaskan bahwa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) harus memiliki kemampuan “The predicting power” atau kekuatan dalam meramalkan perubahan yang akan datang. Hal ini penting agar program studi ini tetap relevan dalam menghadapi perubahan di pasar kerja yang terus berkembang. Selain itu, Prof. Dr. Muzakki percaya bahwa alumni dari Program Studi PMI memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.
Acara ini, yang dihadiri oleh 42 Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) di seluruh Indonesia, memiliki makna penting dengan penandatanganan nota kesepahaman (MOU). MOU ini diselenggarakan atas bantuan dan fasilitasi dari Perkumpulan Pengembangan Masyarakat Islam (P2MI). Keberadaan PMI UIN Salatiga menjadi salah satu pilar utama dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman terkait pemberdayaan masyarakat. Melalui platform seminar ini, PMI UIN Salatiga berbagi praktik terbaik dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan pendekatan kontemporer yang relevan dengan tantangan zaman digital. Hal ini bukan hanya memberikan wawasan berharga kepada peserta seminar, tetapi juga memperkaya diskusi dan kerja sama antara berbagai lembaga pengembangan masyarakat. Selain itu, partisipasi ini menciptakan peluang untuk memperkuat kemitraan dan kerjasama yang lebih erat antara PMI UIN Salatiga dan P2MI, membawa manfaat yang berkelanjutan dalam upaya pengembangan masyarakat di seluruh Indonesia.