Wilayah yang menjadi desa dampingan yaitu Desa Mlandi. Desa ini berada di lereng gunung Bismo dengan Topografi berupa kelerangan dengan rata-rata kemiringan 15– 45Kemudian 76% lahan di Desa Mlandi dimanfaatkan juga sebagai budidaya sayur dengan intensitas pengolahan tanah yang tinggi. Komoditas utamanya adalah kentang, loncang, cabai, kubis, dan lain sebagainya.
Selain itu tanaman yang ada di desa Mlandi desa mlandi itu identik dengan tanaman keras, jikalau tidak ada tanaman keras yang menghasilkan akar kuat maka akan mudah terkena bencana alam seperti halnya longsor. Intesitas curah hujan di wonosobo itu sangat tinggi dengan jumlah hari hujan, selama satu tahun sebanyak 280. Maka tanaman keras dan semak harus banyak-banyak di tanaman di wilayah yang seperti ini.
Berangkat dari analisa permasalahan tersebut, Prodi PMI melakukan pendampingan tentang pemberdayaan konservasi. Program ini merupakan kolaborasi antara Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan LPTP dengan Prodi PMI. Mahasiwa terlibat aktif mulai tahap assessment permasalahan, tindakan pemecahan masalah hingga evaluasi.
Salah satu program pendampingan yang dijalankan adalah membuat sumur resapan, biopori dan menanam rorak dengan jumlah resapan yang dihasilkan. Sumur resapan tersebut dibuat untuk mempertahankan aliran permukaan tanah sehingga dapat mencegah banjir sekaligus mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan tanah. Selain itu jiga, Sumur resapan ini juga mampu mengurangi erosi dan menahan intrusi air hujan, karena wilayah wonosobo sendiri curah hujannya yang sangat tinggi.