Azzamki adalah Founder Boedjang_Group & Mahasiswa Program Studi PMI fakultas dakwah angkatan 2021 berasal dari Jakarta yang sukses menjani kuliah dan mengelola bisnis. Azzamki berhasil mengelola empat bisnis di berbagai bidang dan juga menjalankan amanah menjadi pemimpin (ketua umum) pada organisasi daerah Kopaja (Komunitas Pelajar Jabodetabek) periode 2023-2024 serta ketua umum mobil kantin kontainer Fakultas Dakwah UIN Salatiga.
Azzamki mengawali perjalanan usahanya diawali dengan mendirikan kedai kopian & angkringan (@omahe_mbah) bersama investor sekaligus mentor Om Abdul & bang Ajis , serta rekan kuliah lainya : Ajis Hidayatullah (IAT) Ahmad Ghifari (PMI),Kafin Abrori (PMI) Rifqi Hajiri (PMI), (Omahe-mbah) merupakan tempat yang menyajikan tempat kenyamanan layaknya dirumah nenek sendiri seperti nama kedai yang di pilih yakni omahe mbah yang menyajikan aneka ragam makan,minuman dan cemilan lainya,selain tempat nugas,nogrong kedai tsb juga sering dijadikan tempat untuk mealyani forum diskusi,rapat dan pertemuan kegiatan lainya dengan harga yang sangat terjangkau (Omahe Mbah) beralamat di jalan metes – dliko salatiga, dari situ nampaknya membuka jalan untuk Azzamki yang berkeinginan membuka usaha di bidang digital & game Esport”, ujar Azzamki, Selasa (4/2) dalam sebuah percakapan.

Setelah perjalanan waktu yang cukup panjang,Azzamki membaca peluang dan merencanakan untuk membuka outlet yang focus pada cemilan dan minuman ,om abdul sebagai investor dan mentor serta rekan-rekan mahasiswa lainya mendukung atas ide tsb dengan menginisiasi membuat nama induk bisnis tsb menjadi (Boedjang_Group) , Boedjang Group berasal dari kata “Boedjang” (ejaan lama dari “bujang”) yang identik dengan semangat anak muda, kemandirian, dan jiwa bebas penuh kreativitas. Kata ini mengandung makna simbolik tentang pemuda yang giat, berani memulai, dan selalu mencari tempat untuk tumbuh dan berkembang.
Dengan demikian, Boedjang Group bukan sekadar tempat nongkrong, tetapi juga menjadi simbol semangat muda, kreativitas, dan kebersamaan. Tempat ini menciptakan suasana yang santai namun penuh energi, sangat cocok bagi generasi muda yang ingin nongkrong dengan gaya khas dan Value yang dimiliki.Outlete Boedjang Group berhasil di buka di daerah foodcourt pulutan dengan di bantu tim mahasiswa lainya : Ariq (PMI),Al fatih (PAI),Nurul (HES), dan bibah (BSA).

Hal yang menggembirakannya lainya adalah ia mendapatkan kepercayaan untuk Berkolaborasi dan mengelola semi café yang bernama icesibot yang terletak di jalan dliko indah.azzamki bekerjasama dengan pihak investor dan mentor yang bernama Om rohman sebagai pemilik café dan juga rekan mahasiswa lainya seperti Faiz (KPI), Nidhom (PMI), Yunus (PAI) dan Abrab (IAT) azzamki membuka nama untuk cafean tersebut dengan nama (Boedjang Corner)
Berhasil membuka berbagai bidang bisnis di usia muda, Amanda menuturkan ceritanya. Motivasinya berwirausaha muncul dari pengalamannya saat masa SMA. Azzamki memang sudah sering mencoba berjualan. Ia sudah memberanikan berjualan seperti roti,cemilan,minuman kekinian dan lainnya “Berawal dari coba-coba, lama-kelamaan terbiasa,awalnya saya merasa diri ini harus berkembang dan harus meninggal rasa gensian terhadap sesuatu khususnya berwirausaha. Saya pun merasa nyaman dengan ini, dapat mengisi waktu luang dengan melakukan sesuatu yang bermanfaat tidak hanya untuk diri pribadi namun untuk orang sekitarnya”, tuturnya. Yang menjadi focus Azzamki menjalankan itu semua bukan langsung kepada hasil/profit, tapi focus kepada proses yang ia jalankan seperti manejemin diri pribadi,manajemen waktu,manajemen sdm dan tata kelola lainya.
Dari proses menjalankan bisnis, Azzamki mendapatkan beberapa kunci yang menyokong keberhasilannya. Bekerjasama dengan teman dan kecocokan dalam tim mendorong keberhasilan usahanya. “Dari mentor & rekan yang tepat, kita dapat belajar banyak hal. Jika dulu saya tidak bertemu dengan mereka, mungkin saya tidak sampai di titik ini,” paparnya.
Seperti kesuksesan mahasiswa lainnya,Azzamki pun mengaku mengatur waktu antara kesibukan kuliah,komunitas dan menjalankan usaha menjadi kunci. Ia menggunakan metode to do list untuk bisa mengatasi tantangan itu. “Saya berusaha membuat to do list secara detail dan melakukan semuanya berdasarkan skala prioritas”, terangnya.
Pada akhirnya, banyak faktor yang mendorong dan menyemangati Azzamki untuk berani mencoba. Beberapa mata kuliah yang yang ia dapatkan turut membantu keberhasilan usahanya. “Terutama dalam hal pemasaran dan operasional usaha. Dahulu, saya kira wirausaha itu hanya buat produk dan dijual begitu saja, tetapi setelah belajar di Prodi PMI konsentrasi kewirasuhaan, saya jadi tahu kalau banyak aspek lain yang perlu diperhatikan, mulai dari manajemen manusianya, keuangan, hingga aspek pemasaran agar brand kita bisa dikenal di masyarakat,” paparnya.
Bagi mahasiswa yang ingin seperti dirinya, ia berpesan untuk tidak ragu memulai usaha dan terus mencoba. Langkah terbaik yang dapat dilakukan di awal adalah mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai bisnis yang ingin ditekuni. “Tanamkan prinsip dalam diri bahwa kesempurnaan tidak harus dicapai pada langkah pertama. Seiring berjalannya waktu terus belajar untuk menyempurnakannya. Jangan pikirkan perkataan orang lain. If you wanna go fast go alone, if you wanna go far go together,” tutupnya mengakhiri perbincangan.