
Rabu 7 Mei 2025, telah dilaksanakan kegiatan Kunjungan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)oleh mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Salatiga, ke Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Surakarta.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa terkait implementasi pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi tepat guna serta mendalami strategi pengembangan masyarakat pedesaan yang berkelanjutan.
Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 44 peserta mahasiswa semester 4 dengan didampingi oleh 2 dosen Pembimbing Lapangan yaitu Dra. Sri Suparwi MA. Dan Dra. Maryatin M. Pd. Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami praktik nyata dari proses pemberdayaan masyarakat dan mampu mengaplikasikan ilmunya secara kontekstual di lingkungan

Mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Wana Delima Orchard Kulon Progo.
Wana Delima Orchard adalah destinasi agrowisata yang terletak di Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Tempat ini dirancang sebagai pusat agroeduwisata terbesar di wilayah Kulon Progo. Kawasan ini menawarkan wisata kebun buah, edukasi pertanian organik, pelatihan UMKM, dan program pemberdayaan masyarakat. Wisata ini dirintis sejak tahun 2017 dan dikelola secara swadaya oleh masyarakat dengan dukungan dari pihak desa dan dinas pariwisata.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran berbasis pengalaman yang dirancang untuk memperluas wawasan mahasiswa dalam memahami praktik pemberdayaan masyarakat secara langsung di lapangan, khususnya dalam konteks kewirausahaan berbasis potensi lokal.
Acara dimulai dengan sambutan oleh Ketua jurusan Dra. Maryatin, M. Pd didampingi Kaprodi PMI Dra. Sri SuparwM, M. A, , dan Kabag Administrasi Umum dan keuangan Muh Amin, M.M.
Rombongan mahasiswa dan dosen pembimbing disambut hangat oleh Pimpinan Wana Delima Orchard Bapak IR. Hartono dan Bapak IR. Gustaf Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan tentang profil usaha, sejarah berdirinya, serta visi dan misi agrowisata yang berupaya menggabungkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan. Dalam sesi diskusi, mahasiswa diajak untuk menggali lebih dalam mengenai strategi pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Wanadelima, termasuk bagaimana melibatkan warga lokal dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata yang ramah lingkungan serta edukatif.
Wana Delima Orchard didirikan sebagai bentuk respons terhadap kebutuhan akan optimalisasi lahan yang kurang produktif di wilayah Sidomulyo, Kulon Progo, serta untuk mendukung ketahanan pangan daerah. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo bersama dengan Koperasi Wanadelima Orchard berinovasi dengan menerapkan sistem pertanian terintegrasi yang menggabungkan budidaya anggur, melon, serta perikanan (lele dan gurami). Dalam langkah ini bertujuan untuk mengisi kekurangan pasokan bahan baku bagi pelaku usaha kuliner di Kulon Progo yang selama ini masih mengandalkan produk dari luar daerah.
Selain dari aspek pertanian dan perikanan, Wana Delima Orchard juga dikembangkan menjadi kawasan agrowisata dan pusat pemberdayaan masyarakat. Konsep ini tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan, tetapi juga melibatkan partisipasi dari masyarakat sekitar dalam pengelolaan, membuka peluang usaha baru, serta menampilkan produk-produk UMKM lokal. Dengan demikian, keberadaan dari Wanadelima Orchard ini diharapkan dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya, peserta melakukan kunjungan lapangan secara langsung ke berbagai area di dalam Wana Delima Orchard, mulai dari kebun buah anggur dan Melon, spot edukasi pertanian, hingga fasilitas wisata lainnya. Melalui observasi ini, mahasiswa tidak hanya melihat dari dekat praktik agrowisata, tetapi juga belajar tentang pentingnya inovasi, kolaborasi komunitas, serta penguatan nilai-nilai lokal dalam membangun usaha yang berdampak sosial.
Kegiatan ditutup dengan sesi refleksi bersama, dokumentasi, dan penyampaian kesan dari perwakilan mahasiswa maupun pihak tuan rumah. Secara keseluruhan, kunjungan ini berlangsung dengan lancar dan penuh antusiasme. Diharapkan, pengalaman ini dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang pengembangan masyarakat, serta mendorong lahirnya ide-ide kreatif untuk pengabdian di masa mendatang.

Kunjungan mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah UIN Salatiga diikuti oleh 44 mahasiswa 2 Dosen Pembimbing Lapangan dan 2 pendamping. Rombogan diterima langsung oleh Manajer Sumberdaya dan Komunikasi Dompet Dhuafa Muhamad Zahron S.Pd. dan Manager Program Bambang Edi Prasetyo SGZ.Rd.
Acara dimulai dengan sambutan Ketua Program Studi PMI Dra. Sri Suparwi MA. yang memaparkan bahwa tujuan kunjungannya ke Dompet dhuafa Yogyakarta ingin menimba ilmu tentang pemberdayaan, kesejahteraan sosial dan kewirausahaan yang menjadi Program dari Dompet Dhuafa, yang ada kesesuaian dengan konsentrasi dari Program Studi PMI.
Muhamad Zahron S.Pd. dalam sambutannya mengucapkan Sugeng Rawuh dan terima kasih sudah memilih Dompet Dhuafa sebagai Lokasi KKL Selanjutnya Zahron memaparkan awal Sejarah berdirinya Dompet Dhuafa, Visi misi dan program-program pemberdayaan dan usaha sosial intrepreneur yang dijalankan sampai saat ini.

Program social entrepreneur adalah salah satu program Institut Mentas Unggul (IMU) yang dikembangkan oleh Dompet Dhuafa (DD) Yogyakarta dibentuk pada tahun 2017. Program ini bertujuan untuk membentuk usaha-usaha dengan memberikan pelatihan keterampilan atau life skill dengan menjunjung nilai sosial. Tujuan ini diharapkan dapat memberikan peningkatan potensi ekonomi yang baik di lingkungan masyarakat yang dituju dan memberikan kontribusi dalam mengurangi angka pengangguran. Dompet Dhuafa mempunyai program binaan usaha olahan salah satunya ialah Aloevera (lidah buaya). Usaha Olahan Aloevera (lidah buaya) dirintis pertama kali oleh Alan Efendhi bersama ibunya Sumarni Sukirah di dusun Jeruk Legi desa Katongan kecamatan Nglipar kabupaten Gunung Kidul.
Dompet Dhuafa Yogyakarta juga memiliki program zakat produktif Madrasah Ekonomi Dhuafa (Sakofa). Program ini dimulai pada pertengahan tahun 2009 dengan jangka waktu program setiap angkatannya selama 2 (dua) tahun. Dompet Dhuafa Yogyakarta dalam menjalankan program Sakofa ini tidak secara langsung memberikan dana kepada para penerima manfaat program atau kelompok usaha masyarakat yang akan dibiayai, akan tetapi melalui program māl yang ada di BMT-BMT yang sudah menjadi mitra jejaringnya. Adanya Dompet Dhuafa Yogyakarta ini sangat dirasakan manfaatnya oleh para mustahiq. Disamping mereka mendapatkan modal usaha, mereka juga mendapatkan pembinaan ekonomi, sosial, dan keagamaan, disertai dengan monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan dan mempercepat kemandirian mustahiq, yang keseluruhannya didapatkan melalui proses pendampingan program. pendayagunaan zakat produktif di Dompet Dhuafa Yogyakarta terbukti mendatangkan kemaslahatan bagi para mustahiq dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.