Panti Asuhan Masithoh yang sekaligus merupakan sebuah Pondok Pesantren TK ini didirikan oleh Ibu Mar’atus Sholihah dengan latar belakang ingin membantu orang-orang yang kurang mampu serta anak yatim piatu. Panti ini merupakan yayasan sosial yang berbasis Pondok Tahfidz sehingga anak-anak yatim dididik untuk menjadi penghafal qur’an. Karena niat baik dan hati yang tulus dari pendiri menyebabkan panti ini bertahan dan berdiri sampai sekarang.
Dari hasil wawancara yang kami lakukan dengan pengurus panti, terdapat beberapa kendala dalam mengurus anak-anak panti. Diantaranya adalah kurangnya pengawasan karena pengurus sendiri belum mampu mengawasi dan mendampingi 24 jam penuh. Selain itu terdapat anak yang nurut tapi juga ada yang tidak, namun hal itu wajar karena mereka masih anak-anak dan kasih sayang yang diberikanpun pastinya berbeda tidak seperti kasih sayang sebagaimana orang tuanya. Dalam mengelola dan mengurus anak-anak, pengurus panti menyebutkan bahwa masih terdapat kendala pada kurangnya alat kebersihan dan alat mandi, maka donasi berupa alat kebersihan dan alat mandi sangat dibutuhkan. Adapun dalah hal konsumsi Panti Asuhan Masithoh sudah mencukupi dan tidak terdpat kendala.
Panti Asuhan Masitoh juga senantiasa menjalin hubungan yang harmonis kepada masyarakat sekitar sehingga keberlangsungan kehidupan pantipun berjalan dengan lancar sehingga banyak sekali orang-orang dermawan yang senantiasa membantu dan berdonasi di Panti Asuhan Masithoh. Bahkan Panti Asuhan Masithoh juga memiliki donator tetap untuk membantu biaya sekolah anak-anak panti. Selain itu pendanaan panti ini juga berasal dari Jum’at berkah yang senantiasa diinfakkan untuk kebahagiaan anak-anak yatim piatu.
Panti Asuhan Masithoh memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan akhlakul karimah anak-anak serta menjadikan anak-anak sebagai generasi penghafal Qur’an. Maka untuk mewujudkan hal itu anak-anak harus mengikuti peraturan-peraturan yang ada di dalam Panti seperti wajib sholat Jama’ah 5 waktu, piket, ngaji dan izin ketika akan keluar panti. Adapun metode hafalan yang digunakan adalah sorogan, yaitu anak-anak menghafal secara mandiri kemudian di setorkan kepada ibu Maratus sebagai pengasuh. Anak-anak ditargetkan hafal 5 juz dalam pendidikan yang ditembuh selama menduduki bangku sekolah dasar.