RADARSEMARANG.ID – Maraknya penafsiran agama yang terlalu kaku dan mengabaikan penggunaan akal sehat menjadi perhatian serius.
Menanggapi hal ini, Ketua Prodi Manajemen Dakwah UIN Salatiga, Sutrisno, M.Pd.I, mengajak mahasiswa untuk lebih aktif berperan dalam masyarakat.
Dalam wawancara dengan Jawa Pos Radar Semarang, Selasa (30/7/2024), Sutrisno menyoroti pentingnya memahami agama secara kontekstual.
“Banyak orang salah kaprah dalam memaknai agama karena hanya berpatokan pada teks tanpa melihat konteks zaman dan situasi. Padahal, Al-Quran sendiri mengajak kita untuk berpikir dan menggunakan akal,” tegasnya.
Menurut Sutrisno, mahasiswa Manajemen Dakwah memiliki peran strategis dalam menyuarakan pemahaman agama yang lebih moderat.
“Jangan hanya berdiam diri di menara gading. Turunlah ke masyarakat, belajar bersama mereka, dan tunjukkan bahwa agama mengajarkan kita untuk berpikir kritis dan terbuka,” imbuhnya.
Sutrisno juga menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dalam memahami agama. “Ayat-ayat Al-Quran ibarat puisi yang memiliki makna mendalam. Kita perlu menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk mengungkap makna yang terkandung di dalamnya,” jelasnya.
Dengan terjun langsung ke masyarakat, mahasiswa tidak hanya bisa memberikan solusi atas permasalahan yang ada, tetapi juga mendapatkan pengalaman berharga yang akan membentuk karakter mereka.
“Modal sosial yang diperoleh dari masyarakat jauh lebih berharga daripada sekadar ilmu yang didapat di kampus,” ujar Sutrisno.
Salah satu mahasiswa Manajemen Dakwah, Marisa, menyambut positif ajakan dosennya.