SALATIGA-Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) IAIN Salatiga mengundang Pakar Asosiasi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (ASKOPIS) untuk mereview kurikulum. Upaya itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya pengajar dan memperkuat laboratorium.
Kaprodi KPI Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, Maryatin menilai tantangan mahasiswa semakin berat di masa depan. Oleh karena itu pemerintah meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar, bertajuk Kampus Merdeka.
“Kami akan menyesuaikan itu dengan meningkatkan kualitas semua aspek pendukung. Peminatan public speaking dan broadcasting di KPI juga kami perkuat. Ke depan kami juga akan menambah peminatan perfilman,” kata Maryatin.
Sebelumnya, KPI menggelar kegiatan pra review kurikulum melalui diskusi bersama dosen KPI awal September lalu yang dihadiri Dekan Fakda, Dr Mukti Ali.
Salah satu agenda kegiatan ini membahas konsep integrasi keilmuan prodi, fakultas dan universitas yang akan terus dikembangkan, menyelaraskan kurikulum Kampus Merdeka.
“Penambahan peminatan akan juga memperkuat perumusan kurikulum sesuai dengan visi dan misi dari KPI yakni prodi unggul, integratif dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional dan internasional pada tahun 2026,” jelasnya.
Berharap usulan itu menjadi kenyataan, pihaknya akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk mereview kurikulum Prodi KPI.
Beberapa ahli, ketua ASKOPIS, ahli komunikasi Islam, alumni KPI serta praktisi perfilman akan diundang.
“Kami mengundang alumni-alumni public relation dan broadcast. Praktisi dan ahli perfilman. Kami juga bekerja sama dengan Askopis atau Asosiasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Agama Islam,” jelasnya.
Istilah Kampus Merdeka merupakan kebijakan yang diluncurkan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim pada Januari 2020.
Program Kampus Merdeka melimpahkan kebebasan belajar di luar program studi selama tiga semester guna melengkapi kompetensi yang diperlukan di masa mendatang.