Boyolali – (10/7) Paguyuban Bumi Makmur di Cepogo, Boyolali, menerima kunjungan dari mahasiswa Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga. Kunjungan ini merupakan bagian dari program kerja mahasiswa Program Pengabdian Lapangan (PPL) di Sarikat Paguyuban Qaryah Thayyibah (SPPQT) Kalibening Salatiga. Program ini bertujuan untuk memperkaya pengalaman dan pemahaman mahasiswa tentang isu-isu terkini dalam bidang hortikultura serta menjalin relasi dengan para anggota petani yang tergabung dalam SPPQT, termasuk mereka yang berada di Boyolali.
Pada kunjungan tersebut, mahasiswa berkesempatan bertemu dan berdiskusi langsung dengan Bapak Tono, ketua Paguyuban Bumi Makmur, yang juga merupakan petani hortikultura. Bapak Tono berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi dalam budidaya tanaman hortikultura. Paguyuban Bumi Makmur sendiri terdiri dari lima kelompok tani, yaitu Kelompok Sri Lestari, Sri Rejeki, Ngudi Makmur, Mawar I, dan Mawar II, masing-masing beranggotakan 30 orang. Mereka memiliki lima rumah kaca dengan total luas 200 m² yang digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman hortikultura.
Beberapa tanaman hortikultura yang dibudidayakan oleh Paguyuban Bumi Makmur antara lain paprika, buncis, tomat, sawi, cabai, dan tembakau. Dari semua tanaman tersebut, paprika memiliki permintaan tertinggi karena harga jualnya yang tinggi serta kebutuhan dari berbagai perusahaan, salah satunya adalah Pizza Hut. Paguyuban Bumi Makmur telah bermitra dengan Pizza Hut untuk memasok paprika ke beberapa cabang di Solo, Boyolali, Klaten, dan Yogyakarta. Kemitraan ini memberikan peluang ekonomi yang signifikan bagi para petani, sekaligus menjamin pasar yang stabil untuk hasil panen mereka.
Namun, budidaya paprika tidak lepas dari berbagai tantangan. Serangan hama seperti trip dan kutu kebo seringkali menjadi masalah utama yang dihadapi oleh para petani. Bapak Tono mengungkapkan bahwa ia pernah mengalami gagal panen akibat hama tersebut. Selain itu, masalah air juga menjadi kendala karena daerah Cepogo harus membeli air dari dataran rendah, yang tentunya memerlukan biaya tambahan.
Partisipasi dalam Sarikat Paguyuban Qaryah Thayyibah memberikan dampak positif yang signifikan bagi para petani hortikultura di Cepogo. Kerjasama dalam paguyuban ini memperkuat sinergi antar petani, menciptakan keseimbangan dan kesinambungan dalam komunitas pertanian mereka. Melalui kolaborasi yang erat, para petani dapat saling mendukung dan berbagi pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
Kunjungan mahasiswa PMI UIN Salatiga ini juga menjadi ajang pembelajaran yang berharga. Mahasiswa dapat melihat langsung bagaimana teori yang mereka pelajari di kampus diterapkan dalam praktik di lapangan. Mereka juga dapat memahami lebih dalam mengenai peran penting petani dalam menjaga ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. Dengan demikian, kunjungan ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa untuk terus berkontribusi dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan di masa depan.
Salah satu mahasiswa bernama Muhammadtaras Bangun menjelaskan: “Kunjungan ini benar-benar memberikan pengalaman yang luar biasa dan membuka wawasan baru bagi saya. Sebagai mahasiswa Fakultas Dakwah, program ini memungkinkan kami untuk melihat secara langsung bagaimana teori yang kami pelajari diterapkan dalam praktik, terutama dalam bidang hortikultura. Saya belajar betapa pentingnya inovasi dan kerjasama dalam menghadapi hama dan masalah air yang sering menjadi kendala utama dalam pertanian. Saya sangat terkesan dengan kemitraan mereka dengan Pizza Hut, yang tidak hanya memberikan pasar yang stabil tetapi juga meningkatkan kesejahteraan para petani. Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa pertanian bukan hanya soal menanam dan panen, tetapi juga tentang membangun komunitas yang kuat dan saling mendukung. Saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini. Pengalaman ini memperkaya pemahaman saya tentang pentingnya peran petani dalam menjaga ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan”.
Melalui kunjungan ini, diharapkan terjalin hubungan yang lebih erat antara dunia akademis dan praktisi di lapangan. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan dapat tercipta inovasi-inovasi baru yang dapat mendukung pengembangan sektor hortikultura di Indonesia, khususnya di wilayah Boyolali. Paguyuban Bumi Makmur menjadi contoh nyata bagaimana kerjasama dan organisasi yang baik dapat membawa manfaat besar bagi komunitas petani dan masyarakat luas.